Chapter 3
MY SCRAP SISTER
Story by
KajitaniChinatsu
Alex POV
Aku menatap temanku ini yang sedang mencari undangan yang
ada di tasnya. Mala mini ia sangat cantik dari pada saat dulu. Dengan rambut
panjang yang dikluntung keriting, lalu memakai baju dress dengan rok renda,
sangat cocok dengan tubuh mungilnya. Setelah ia menemukan undanganya, ia
langsung memberikan kepada petugasnya, dan memberikan tanda kepadaku kalau kita
sudah bisa masuk.
“Lihat?! Tidak ada yang tau kalau kamu itu orang asing
dengan penampilanmu yang seperti ini, apalagi Kakakmu yang nanti juga akan
kesini” katanya dengan bangga sambil menariku lebih kedalam. “Oh iya?”
“Benar! Kamu tidak percaya denganku yang lebih propesional
tentang dunia mode?!” Aku tak menggubris sahabatku ini dan malah terus
berjalan. Akupun terkadang melihat diriku sendiri tadi. Benar – benar berbeda
180 derajat. Rambutku yang selalu aku kuncir, sekarang terurai, lalu poniku
yang panjang dan biasanya aku jepit kini terurai hingga mencapai daguku. Dress
warna hitam - merah dengan lengan yang diberi renda dan ditambah dengan rompi
hitam, dan rok yang mengembang mirip dengan rok Lolita, benar – benar berbeda
dengan pakaianku yang sehari – hari. Dress ini awalnya memang hadiah untuku,
jadi dress ini boleh aku bawa pulang ke Jakarta.
“Oh iya? Sekarang kamu masih tetap membuat filim pendek?”
tanya Yuka tiba – tiba sambil menyodorkan air mineral. Ia tau kalau aku tidak
suka dengan anggur. “Tidak, sejak aku masuk SMA, kenapa?”
“Bukan apa – apa, cuman…”
“Cuman?”
“Kamu tau-kan film yang kamu buat bareng sama teman – teman,
lalu tanpa sengaja kalian masukan filim kalian di Film Pendek Nasional, dan
kalian menang?”
“Aku tau hal itu emangnya kenapa?”
“Maaf sebelumnya, jadi saat aku memainkan peran di doramaku
yang baru, aku mempertanyakan film ini ke sutadara doramaku, dan Studaraku
menyukainya, dan mencari siapa Sutadara yang membuat film tersebut” katanya
sambil cengengesan. “Apa?!”
“Makanya, aku minta kamu datang, dan sekarang aku mau
kenalkan pada teman kerjaku saat bermain dorama terbaruku.” Yuka langsung
menariku, dan belari ke sejumlah gerombolan yang sedang bercanda dengan asyik.
“Minna-san!!” teriak Yuka memanggil mereka. “Hai!
YuKashi-chan!” teriak salah satu gadis perempuan yang juga tidak kalah cantik
dengan Yuka. “Oh iya kenalkan, ini temanku dari Indonesia” katanya gembira
sambil menunjuk-ku. “Ah salam kenal! Yukashi-chan ternyata kamu membawa gadis
yang cantik sekali!” kata salah teman kerjanya sambil menunduk kepalanya
kepadaku. Setelah kami kenalan, dan bercakap – cakap dengan mereka, kali ini
aku merasa enjoy, karena semua artis itu terkadang tidak menjengkelkan yang
kupikir.
“Oh ya Alex, aku lupa bilang kalau di dorama ini aku jadi
tokoh utamanya, dan kamu sekarang sudah kenalan sama tokoh pendukungnya, tapi
kamu belum kenalan sama tokoh utama cowoknya, nah kebetulan orangnya sudah
tiba, akan kupanggil. Shori-kun!” teriak Yuka sambil melambaikan tangan.
Saat mendengar nama itu, aku langsung tersadar. Jangan –
jangan orang itu. Aku melihat dengan sesakma orang yang ada didepanku ini. “Ini
orangnya yang aku ceritain!” kata Yuka sambil menunjuk kepadaku. Kali ini aku
keringat dingin, sambil membaca doa agar dia tidak berkomentar tentang apa –
apa.
“Halo semua!” kata salah satu bapak – bapak sambil
menghampiri kami. “Eh kamu siapa?” Yuka langsung mendekati orang tersebut
sambil tersenyum. “Ini teman saya yang buat film pendek, dan berhasil
memenangkanya, yaitu Juara 1” orang tersebut langsung melihatku, dan langsung
memperkenalkan diri.
“Oh nama saya Tanbabashi Kouji, sang Sutradara dari dorama
yang akan dimainkan oleh temanmu ini. Aku tertarik dengan film yang kamu garap
dengan sangat bagus” katanya sambil memberikan tangan kananya untuk berjabat
tangan. Aku menerimanya dan berkata “Benarkah?”
Orang itu langsung tersenyum, dan melipat tanganya di dada.
“Benar! Cerita tentang masa remaja yang ingin membuat kenangan terakhirnya
menjadi terkenang, dan juga ditambah unsure jenaka dan Drama Musicalnya, yang
membuat film berdurasi 45 menit ini menjadi menarik.”
Aku tersenyum, lalu mnunduk “Kalau begitu aku pergi dulu.”
Katanya lalu pergi bersama teman kerjanya. Saat sutradara itu benar – benar
hilang, barulah Shori mendekat kepadaku sambil berbisik. “Kenapa kamu bisa ada
disini?” aku langsung menunjuk Yuka yang sekarang bercanda dengan temanya. “Aku
dipaksa sama rekanmu yang jadi lawan mainmu di Dorama barumu!” kataku, lalu
tiba – tiba Yuka menghampiri kami sambil berkata “Oh kalian sudah kenalan
sekarang?”
Aku langsung menarik Yuka untuk segara menjauh “Maaf, kami
pergi dulu. Yuka, ayuk kita ambil makananya!” kataku dengan cepat, lalu
menjauhi Shori yang sekarang sedang menatap kami.
Normal POV
Natasha kali ini sangat bersemangat, karena Anime yang
digarap bersama timnya, akan dibuat Live Action atau Dorama. Sekarang ia sedang
berbicara dengan sutradara yang akan menggarap live action tersebut. “Baiklah
nanti kita bahas, besok bersama tim-mu kiata akan berbicara lebih jauh lagi.
aku pergi dulu.” Natasha langsung mengangguk, lalu melihat sutradara itu itu
pergi sampai ia menghilang. “Nah! Aku cari makan dulu!”
Sementara itu, Fuma yang sedang minum, telah kedatangan
wanita yang mungkin sebaya denganya. “Aku dengar, kamu punya pacar ya?” kata
cewek itu sambil mengenggam gelasnya. Fuma yang rasanya tidak suka dengan
kehadirannya segera beranjak pergi, tetapi dicegat oleh wanita tersebut. Fuma
langsung menarik tanganya dan berjalan meninggalakan wanita itu. Wanita itu
tidak tinggal diam, ia mengikuti Fuma sambil berkata “Aku dengar, kamu
menyembunyikanya. Apakah cewek itu cantik?”
“Itu bukan urusanmu!” kata Fuma sambil tetap berjalan. “Hei!
Kenapa nada bicaramu ketus? Aku Cuma mau bertanya?” Fuma tetap tidak mau bicara
dan berjalan. Wanita yang dari tadi tidak pernah ditanggapi oleh Fuma itu
merasa jengkel dan menarik lengan Fuma. “Fuma! Dengerin dulu!”
“Dengar ya Hasegawa Yume. Aku tau kalau kamu suka sama aku,
tapi aku sudah punya pacar, jadi jangan terlalu berharap” kata Fuma kembali
menarik lenganya lebih kencang. Saat wanita yang bernama Hasegawa Yume itu
berjalan sambil mengikuti Fuma, ia sengaja menabarak seseorang yang sedang
berjalan. Orang yang ditabarak langsung menoleh ke Yume, dan menunduk untuk
meminta maaf.
Fuma yang tadi sempat melihatnya sebenarnya ingin
meninggalkan mereka berdua, tapi saat melihat muka yang ditabrak oleh Yume,
kali ini ia berhenti untuk melihat tindakan Yume. “Maaf! Bajumu jadi basah”
kata wanita itu atau Natasha sambil mengeluarkan sapu tanganya. “Ada apa nih?”
tanya Fuma sambil menghampiri mereka. Natasha yang melihat Fuma hanya tertegun.
Yume yang mengetahui keaadan tersebut langsung mendapat ide
“Fuma-kun! Lihat nih bajuku jadi basah gara – gara cewek ini…” katanya sambil
manyun kepada Fuma, lalu memeluk lenganya. Alex yang tadi sempat melihat tempat
itu, berhenti sejenak melihat 2 orang yang tampak ia kenali, dan 1 orang yang
ia tidak kenali. “Hei! Cewek gak tau diri! Kalau jalan lihat – lihat dong,
bajuku jadi basah-kan!” teriak Yume kepada Natasha.
Fuma langsung menarik lengannya kemabali. Entah kenapa kalau
mendengar Natasha diejek, ia merasa jengkel, padahal bukan dirinya yang diejek.
“Yume jaga bicaramu!” teriak Fuma.
“Ada apa sih?” tanya Yume penasaran. Natasha langsung
mengkerutkan alisnya. ‘jangan sampai ia
membocorinya’ katanya dalam hati lalu melihat kea rah Fuma, sedangkan Alex
yang sedang inum juice dengan Yuka, kembali menatap 2 orang yang merasa ia
kenal. ‘kok rasanya gue kenal deh
mereka….’ Batinya sambil meminum juice.
Alex pun menghentikan kegiatanya sambil menunjuk “Loh
bukanya itu?” Yuka yang penasaran mengikuti arah tunjuk yang ditunjuk Alex “Itu
siapa?” tanya Yuka sambil melihat siapa yang ditunjuk.
Fuma menatap Yume dengan perasaan marah, lalu ia berkata
“Jaga bicaramu! Dia ini pacarku!”
“Hah?!” teriak Yume dan Natasha berbarengan. Yume yang
merasa dirinya tertipu hanya tertawa kecil “Jangan bercanda Fuma-kun! Kamu
pasti bohong…”
“Aku tidak bohong! Ayo kita pulang!” kata Fuma sambil
menarik tangan Natasha untuk pergi meninggalakan tempat ini, saat bebrapa
langkah wartawan sudah mendekati mereka dengan pertanyaan ‘Apakah ini pacar
Kikuchi Fuma?’ Fuma yang awalnya tidak menggubris langsung menghindari awak
media, tetapi langkahnya terhenti saat Yume berteriak “Hei Fuma-kun! Kamu takut
mengakui tentang pacarmu kepada awak media ha? Dasar Pengecut!”.Fuma yang kali
ini tidak bisa menahan amarahnya hanya berkata kepada Natasha “Natasha! Kali
ini ikuti kata – kataku! Mengerti!” bisik Fuma sambil menggunakan bahasa
Indonesia. Natasha yang tidak tau apa – apa terpaksa diam, dan menuruti
perkataannya.
Yume langsung menghampiri mereka berdua, tapi suatu insiden
yang tidak diinginkan Yume, maupun Natasha terjadi.
Fuma langsung mencium bibir Natasha didepan awak media. Yume
yang melihat itu langsung terdiam tanpa bisa melangkah, ia terpaku dengan
kejadian yang ia lihat, begitu juga Alex. Alex terbengong melihat Kakaknya
dicium didepan banyak wartawan sama orang yang sebenarnya bukan pacarnya itu.
“Wah aku baru tau pacarnya Fuma-san” kata Yuka sambil
melipat tanganya di dada. Lalu melihat wajah temanya yang ada persis
disebelahnya. “Alex kamu kenapa?” tanya Yuka khawatir sambil mengguncang –
guncang tubuh Alex. “Ini tidak mungkin…”
“Hah?!”
“Kenapa mereka begitu ceroboh…” gumam Alex sambil menatap 2
orang yang membuat 4 harinya dibuat pusing tersebut.
Alex POV
Aku duduk didepan TV kamar Yuka sambil termenung melihat
berita yang disiarkan.
‘Salah satu personil
mantan Boyband, Kikuchi Fuma secara menggagetkan telah membawa pacarnya ke
sebuah acara, dan menciumnya didepan banyak kamera. Sang Producer dari Boyband
yang terkenal tersebut, ini pernah mengatakan kalau Kikuchi Fuma akan
meninggalkan Boybandnya dan agensinya untuk menjadi solo karir, dan masuk ke
salah satu agensi lain. Dikabarkan juga Kikuchi Fuma akan melangsungkan
pertunangnya di Jakarta, Indonesia.’
Aku langsung menghela nafas, dan berpikir tentang bagaimana
wartawan ini bisa mendapatkan berita dengan jelas dan kurang lebih akurat
mungkin karena mereka harus meningkatkan rating dari penonton, makanya mereka
harus mencari informasi selengkapnya.
Yuka masuk sambil membawa the untuku, lalu duduk disebelahku
“Aku baru tau kalau Kakakmu itu adalah pacarnya Fuma-san. Kenapa kamu tidak
beri tau?” aku kembali menghela nafas , dan menatap Yuka “Terlalu panjang untuk
diceritakan, dan terlalu panjang untuk aku ingat” kataku sambil meminum teh
kembali dan menatap layar TV.
~O~O~O~
Aku sekarang duduk disebuah taman yang dekat dengan
perumahan Kak Fuma. Aku sedang minum coca – cola sambil melihat orang – orang
yang berlalulalang. Saat mataku menatap seoarang bapak – bapak yang sedang
menelpon, aku melihat kalau dompetnya jatuh. Orang itu tidak menyadari dan
terus berjalan.
Awalanya, aku ingin mengembalikanya, tapi aku tidak mengerto
orang tersebut, dan akhirnya aku mendiamkanya sampai orang itu ternyata kembali
lagi. Kulihat orang itu sedang kesusuahan mencari dompetnya, karena kasihan aku
mendekati dan bertanya “Ada yang bisa kubantu?”
Bapak itu langsung menatapku dan menjawab “Apakah kamu
melihat dompet yang jatuh disini?” Aku mengangguk sedikit lalu mengambilnya
untuknya.
“Ariagatou Gozaimasu! “ Aku langsung tersenyum lalu duduk
kembali ke bangku yang tadi aku tempati. Aku menghela nafas, dan bertopang
dagu. Bapak – bapak yang melihatku langsung duduk disebelahku. “Kamu banyak
beban ya nak?” Aku menoleh, lalu mengangguk kecil. “Sebaiknya jangan kamu
simpan, lebih baik kamu ceritakan saja” kata orang itu sambil tersenyum. Aku
berpikir sejenak. Mungkin benar yang dikatakan orang ini. Lebih baik aku cerita
saja sedikit, kan orang ini sudah lebih mengenal hubungan pernikahan.
Aku akhirnya memberanikan diri hanya bercerita sedikit.
Kalau aku cerita semuanya bisa gawat! “Jadi begini, Aku sekarang tidak suka
dengan sifat Kakaku?”
“Emangnya dia berubah?”
Aku menggeleng, lalu menjawab “Tidak juga sih, tapi itu loh!
Sifat kekanak – kanakanya! Bikin nyusahin orang tau gak! Dia itu gak mau
mikirin alkibatnya saaat bertindak, dan seenak jidatnya dia minta bantuan sama
aku tanpa bantuan. Selama 10 tahun aku tidak bertemu denganya, lalu ia ingin
hidup mandiri, tanpa batuan keluarga. Sekarang?” aku hanya memegang kepalaku
yang terasa berat.
Orang itu menepuk pundaku dan tersenyum. “Semua sifat
manusia seperti itu. Kadang dia ingin berubah, dan malah yang terjadi justru
menyusahkan orang. Jadi itu memang bukan salahnya, maupun dirimu” sejenak aku
baru menyadari sesuatu.
Aku tersenyum lalu merengganggkan tubuhku dengan semangat
“Tapi, orangnya itu terkadang bertanggung jawab, dan sangat baik kepada semua
orang, bahkan terkadang ia mau mengorbankan dirinya untuk orang lain, makanya
aku mau membantunya” aku langsung bangkit berdiri dan membungkukan badan.
“Arigatou! Atas saranya dan mau mendengarkan saya”
Orang itu tertawa kecil, lalu berkata “Tidak apa – apa! Itu
balasan kau telah menemukan dompet saya” aku kembali menunduk lalu berjalan
sambil berpamitan untuk kembali ke rumah Kak Fuma.
Normal POV
Orang yang sedari tadi memandang Alex, kini mengambil
Handphone yang ia simpan di saku celannya, lalu ia memencet tombol telpon. Ia
menelpon setelah Alex telah hilang.
“Halo? Ini aku sayang…” kata orang itu yang berusia sekitar
50 akhir dan tersenyum sambil berbicara. “Ya aku sudah berbicara kepada adiknya
dan mengetahui sifatnya dari sudut pandang adiknya” katanya sambil manggut –
manggut. “Akan kucertitakan tentang kejadian ini dan memberikan rekamannya ,
tapi menurutku cewek itu benar –benar baik, tapi kita akan melihatnya sebentar
lagi, saat pertemuan itu tiba…”
Alex POV
Aku terbangun dari tidurku. Kali ini masih sepi, mungkin
mereka berdua masih tidur. Aku langsung duduk dari posisiku. Aku kembali
teringat saat kemarin aku baru pulang…
“Aku pulang…” kataku sambil membuka pintu, dan melepaskan
sepatu, lalu meletakan ke rak sepatu. Aku berjlan menuju ruang TV, dan melepas
jaket dan topi untuk penyamaran. Saat aku hendak duduk kali ini suasananya
benar – benar sepi, seperti kuburan. Aku langsung mencari biang kedok yang dulu
membuat keramaian. Saat kulihat Kak Natasha hanya menatap laptopnya dan sedang
menggambar diatas Path. Sedangkan Kak Fuma hanya membaca Koran, sambil meminum
kopi.
“Aku pulang…” kataku untuk membuat atmosfir diruangan ini
berubah. Kak Natasha, dan Kak Fuma hanya terdiam, tanpa membalas ucapanku.
“Tadaimaaa!!” teriaku sambil duduk sebelah Kak Natasha. “Selamat pulang…” kata
Kak Fuma datar sambil tetap membaca Koran. Kali ini aku memiringkan kepalaku.
Tumben mereka diam? Biasanya kalau aku gak ada maupun ada pasti mereka
bertengkar terus.
“Eh Kak Natasha nanti malam buat makanan apa?” tanyaku yang
masih berusha mengubah atmosfer. “Nasi kare.” Jawabnya datar sambil menatap
computer. Kali ini aku bangkit dari kursi sambil berkacak pinggang. Mereka
berdua benar – benar aneh.
Akupun mengumpulkan kebenarian untuk berbicara “Kalian kok
aneh sih?”
“Aneh kenapa?” tanya Kak Natasha yang masih menatap
laptopnya
“Masa’ kalian jadi pendiam begini sih? Biasanya selalu
berantem tiada hari tanpa waktu. Kalian benar – benar aneh!”
“Benarkah? Bukanya kamu yang menyuruh kita untuk diam! Nah
sekarang kita sudah diam, masa’ kamu nyuruh kami berantem lagi?”
“Bukan gitu juga! Tapi setiap ada aku, ataupun gak ada,
pasti kalian berantem.” Jawabku lalu kembali duduk dengan resah. “Emangnya
kemarin ada masalah ya?” tiba – tiba mereka berdua sedikit tegang, lalu
beberapa detik kembali seperti semula. Mungkin mereka menyembunyikan sesutau dariku.
“Hei! Jawab dong! Kalau gak jawab berarti kalian habis dapat
musibah ya?” Kak Fuma menatapku lalu berkata “Tadi pagi apakah kamu melihat
berita?”
“Tidak! Aku tadi pagi diajak temanku ke pemotretan. Emangnya
kenapa?” Tanyaku pura – pura. Sebenarnya aku melihatnya tapi tidak selesai,
karena Yuka benaran ngajak aku ke tempat pemotretanya, tapi itu cuman sebenatar
karena aku sudah ingin pulang ke rumah Kak Fuma.
Kak Fuma hanya menggeleng dari pertanyaanku, lalu membaca
kembali. Sekilas aku melihat Kak Natasha menghela nafas, walaupun sangat kecil.
Mungkin ini berkaitan tentang kemarin malam. Aku bangkit berdiri kembali sambil
mendobrak meja. “Kalian kenapa sih gak jawab? Emangnya kenapa kalau aku tidak
nonton berita?” mereka tetap diam ditempat. Kali ini pikiran jahilku muncul
kembali.
“Ya sudah kalau tidak mau bilang. Aku bakalan lihat berita!
Pasti ini ada hubunganya dengan berita yang disiarkan!” kataku menggoda, lalu
mereka langsung menatapku dengan terkejut, tetapi mereka masih terdiam.
“Beneran nih gak mau cerita! Aku bakalan nonton tv, sambil aku suruh temanku
translate ah…” kataku sambil belari kecil, yang lalu tambah membesar karena
mereka berdua mengejarku.
Aku langsung tiba di ruang TV duluan, dan dengan cepat
mengambil remote TV, dan menyalakanya. Aku langsung pura – pura menelfon Yuka,
dan menyuruhnya menstranslate. Aku dengan cekatan membuka saluran TV yang saat
ini lagi membahas tentang Gossip para artis.
“Ah bukanya itu Kak Fuma?” tanyaku saat Kak Natasha dan Kak
Fuma telah sampai di ruang TV. Mereka berdua langsung belari kearahku untuk
menangkapku, akupun langsung menghindar. “Ceritakan dulu! Baru aku kasih
remotnya!” teriaku yang masih belum menyerah. Mereka berdua tampak geram
kepadaku, dan akhirnya kita main kucing – kucingan.
Sampai akhirnya mereka berdua mengaku kalah. “Baiklah kita
bakalan cerita! Yaampun, nih anak tenaganya banyak banget!” kata Fuma sambil
memegang perutnya yang mulai kesakitan. “Kalau begitu cepetan!”
“Sebentar kenapa! Kita ambil nafas dulu…” setelah menunggu
cukup lama kini Kak Natasha mulai bercerita tentang kemarin.
Setelah setengah, aku menatap kepada Kak Fuma. Sebenarnya
kenapa Kak Fuma mencium Kak Natasha, mungkin hanya Tuhan dan Kak Fuma yang tau.
Kak Natasha melanjutin kembali, saat adegan mereka mau dicium, tapi aku benar –
benar tidak bisa menahan ketawaku lagi. Aku tertawa terbahak – bahak. Mereka
berdua menatapaku dengan muka penasaran “Hei Alex, Kakak belum selesai cerita
tau!”
“Sudah! Gak usah diceritain, nanti aku tambah sakit perut
hahaha…” kataku sambil memgang perut. “ini ya Kak Natasha, dan Kak Fuma…”
kataku lalu mengambil nafas “Aku meminta maaf dulu. Aku mau mengakui sesuatu.”
“Mengaku apa?” tanya Kak Fuma penasaran. “Jadi, sebenarnya
aku sudah tau ceritanya…”
“Hah?! kenapa tidak bilang!” teriak Kak Natasha sambil
mukanya memerah. “Aku cuman mau lihat reaksi kalian saat bercerita, toh aku
sudah pernah lihat”
“Pernah lihat?” tanya Kak Fuma “Iya kemarin kan aku disana!
Kalian itu benar – benar pasangan serasi ya? Sampai serasinya gak tau kalau
saya ada disitu. Saya persis dibelakang wartawan tau!. Hahaha” kataku sambil
tertawa, tapi aku aku langsung belari karena mereka berdua mau menangkapku
hidup – hidup.
Kejar – kejaran tersebut berlanjut sampai malam, gara – gara
itu jadinya gak makan malam, dan berita bagusnya mereka kembali tengkar,
walaupun itu sebenarnya berita buruk bagiku.
Aku keluar dari kamar, menuju tempat cucian, saat hendak
mencari dress yang diberikan oleh Yuka, aku melihat sebuah baju dan tulisan
diatas mesin cuci.
‘Maaf, bajumu jadi
sobek, karena awalnya aku pertama – tama nyoba, dan ternyata pas, saat aku
hendak menunjukan kepadamu, tiba-tiba kepeleset deh, dan rokmu sobek, karena
terkena sesuatu. Maafkan kecerobohanku ini. :P :D
Kak Natasha’
Aku langsung melihat bajuku tersebut, dan ternyata benar,
roknya sobek, dan lebih parah lagi sobekanya benar – benar hamper membuat
roknya terbelah menjadi dua. Aku langsung meremas kertas itu bersama bajuku.
Kali ini tiada ampun baginya.
“Kak Natashaaa….!!!”
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Chinatsu : Oiii aku kembali lagi!!! (Dilempar buku, karena kelamaan publish)
Gomenn... aku lagi males buka, apalagi internetku lagi ada masalah (Sambil memakai panci dikepalanya, agar siap siap untuk dilempari lagi) tapi, aku benar benar males, soalnya aku habis UN, dan setelah itu aku dan teman teman satu angkatanku pergi ke Bali untuk acara pisah kenang, beberapa hari lalu aku pulang dari Bali jadinya males buka laptop, tapi hari ini aku langsung update 3 chapter sekaligus loh!
Sebenarnya aku sudah menyelesaikan 3 chapter itu sebelum UN dan sebelum berangkat ke Bali, hehe... pokoknya lanjut ke chapter 4!
Komentar
Posting Komentar