Langsung ke konten utama

Fiction Indonesia : My Scrap Sister Chapter 3

Chapter 3
MY SCRAP SISTER
Story by KajitaniChinatsu
Alex POV
Aku menatap temanku ini yang sedang mencari undangan yang ada di tasnya. Mala mini ia sangat cantik dari pada saat dulu. Dengan rambut panjang yang dikluntung keriting, lalu memakai baju dress dengan rok renda, sangat cocok dengan tubuh mungilnya. Setelah ia menemukan undanganya, ia langsung memberikan kepada petugasnya, dan memberikan tanda kepadaku kalau kita sudah bisa masuk.

“Lihat?! Tidak ada yang tau kalau kamu itu orang asing dengan penampilanmu yang seperti ini, apalagi Kakakmu yang nanti juga akan kesini” katanya dengan bangga sambil menariku lebih kedalam. “Oh iya?”
“Benar! Kamu tidak percaya denganku yang lebih propesional tentang dunia mode?!” Aku tak menggubris sahabatku ini dan malah terus berjalan. Akupun terkadang melihat diriku sendiri tadi. Benar – benar berbeda 180 derajat. Rambutku yang selalu aku kuncir, sekarang terurai, lalu poniku yang panjang dan biasanya aku jepit kini terurai hingga mencapai daguku. Dress warna hitam - merah dengan lengan yang diberi renda dan ditambah dengan rompi hitam, dan rok yang mengembang mirip dengan rok Lolita, benar – benar berbeda dengan pakaianku yang sehari – hari. Dress ini awalnya memang hadiah untuku, jadi dress ini boleh aku bawa pulang ke Jakarta.

“Oh iya? Sekarang kamu masih tetap membuat filim pendek?” tanya Yuka tiba – tiba sambil menyodorkan air mineral. Ia tau kalau aku tidak suka dengan anggur. “Tidak, sejak aku masuk SMA, kenapa?”

“Bukan apa – apa, cuman…”

“Cuman?”

“Kamu tau-kan film yang kamu buat bareng sama teman – teman, lalu tanpa sengaja kalian masukan filim kalian di Film Pendek Nasional, dan kalian menang?”

“Aku tau hal itu emangnya kenapa?”

“Maaf sebelumnya, jadi saat aku memainkan peran di doramaku yang baru, aku mempertanyakan film ini ke sutadara doramaku, dan Studaraku menyukainya, dan mencari siapa Sutadara yang membuat film tersebut” katanya sambil cengengesan. “Apa?!”

“Makanya, aku minta kamu datang, dan sekarang aku mau kenalkan pada teman kerjaku saat bermain dorama terbaruku.” Yuka langsung menariku, dan belari ke sejumlah gerombolan yang sedang bercanda dengan asyik.

“Minna-san!!” teriak Yuka memanggil mereka. “Hai! YuKashi-chan!” teriak salah satu gadis perempuan yang juga tidak kalah cantik dengan Yuka. “Oh iya kenalkan, ini temanku dari Indonesia” katanya gembira sambil menunjuk-ku. “Ah salam kenal! Yukashi-chan ternyata kamu membawa gadis yang cantik sekali!” kata salah teman kerjanya sambil menunduk kepalanya kepadaku. Setelah kami kenalan, dan bercakap – cakap dengan mereka, kali ini aku merasa enjoy, karena semua artis itu terkadang tidak menjengkelkan yang kupikir.

“Oh ya Alex, aku lupa bilang kalau di dorama ini aku jadi tokoh utamanya, dan kamu sekarang sudah kenalan sama tokoh pendukungnya, tapi kamu belum kenalan sama tokoh utama cowoknya, nah kebetulan orangnya sudah tiba, akan kupanggil. Shori-kun!” teriak Yuka sambil melambaikan tangan.

Saat mendengar nama itu, aku langsung tersadar. Jangan – jangan orang itu. Aku melihat dengan sesakma orang yang ada didepanku ini. “Ini orangnya yang aku ceritain!” kata Yuka sambil menunjuk kepadaku. Kali ini aku keringat dingin, sambil membaca doa agar dia tidak berkomentar tentang apa – apa.

“Halo semua!” kata salah satu bapak – bapak sambil menghampiri kami. “Eh kamu siapa?” Yuka langsung mendekati orang tersebut sambil tersenyum. “Ini teman saya yang buat film pendek, dan berhasil memenangkanya, yaitu Juara 1” orang tersebut langsung melihatku, dan langsung memperkenalkan diri.
“Oh nama saya Tanbabashi Kouji, sang Sutradara dari dorama yang akan dimainkan oleh temanmu ini. Aku tertarik dengan film yang kamu garap dengan sangat bagus” katanya sambil memberikan tangan kananya untuk berjabat tangan. Aku menerimanya dan berkata “Benarkah?”

Orang itu langsung tersenyum, dan melipat tanganya di dada. “Benar! Cerita tentang masa remaja yang ingin membuat kenangan terakhirnya menjadi terkenang, dan juga ditambah unsure jenaka dan Drama Musicalnya, yang membuat film berdurasi 45 menit ini menjadi menarik.”

Aku tersenyum, lalu mnunduk “Kalau begitu aku pergi dulu.” Katanya lalu pergi bersama teman kerjanya. Saat sutradara itu benar – benar hilang, barulah Shori mendekat kepadaku sambil berbisik. “Kenapa kamu bisa ada disini?” aku langsung menunjuk Yuka yang sekarang bercanda dengan temanya. “Aku dipaksa sama rekanmu yang jadi lawan mainmu di Dorama barumu!” kataku, lalu tiba – tiba Yuka menghampiri kami sambil berkata “Oh kalian sudah kenalan sekarang?”

Aku langsung menarik Yuka untuk segara menjauh “Maaf, kami pergi dulu. Yuka, ayuk kita ambil makananya!” kataku dengan cepat, lalu menjauhi Shori yang sekarang sedang menatap kami.


Normal POV

Natasha kali ini sangat bersemangat, karena Anime yang digarap bersama timnya, akan dibuat Live Action atau Dorama. Sekarang ia sedang berbicara dengan sutradara yang akan menggarap live action tersebut. “Baiklah nanti kita bahas, besok bersama tim-mu kiata akan berbicara lebih jauh lagi. aku pergi dulu.” Natasha langsung mengangguk, lalu melihat sutradara itu itu pergi sampai ia menghilang. “Nah! Aku cari makan dulu!”

Sementara itu, Fuma yang sedang minum, telah kedatangan wanita yang mungkin sebaya denganya. “Aku dengar, kamu punya pacar ya?” kata cewek itu sambil mengenggam gelasnya. Fuma yang rasanya tidak suka dengan kehadirannya segera beranjak pergi, tetapi dicegat oleh wanita tersebut. Fuma langsung menarik tanganya dan berjalan meninggalakan wanita itu. Wanita itu tidak tinggal diam, ia mengikuti Fuma sambil berkata “Aku dengar, kamu menyembunyikanya. Apakah cewek itu cantik?”

“Itu bukan urusanmu!” kata Fuma sambil tetap berjalan. “Hei! Kenapa nada bicaramu ketus? Aku Cuma mau bertanya?” Fuma tetap tidak mau bicara dan berjalan. Wanita yang dari tadi tidak pernah ditanggapi oleh Fuma itu merasa jengkel dan menarik lengan Fuma. “Fuma! Dengerin dulu!”

“Dengar ya Hasegawa Yume. Aku tau kalau kamu suka sama aku, tapi aku sudah punya pacar, jadi jangan terlalu berharap” kata Fuma kembali menarik lenganya lebih kencang. Saat wanita yang bernama Hasegawa Yume itu berjalan sambil mengikuti Fuma, ia sengaja menabarak seseorang yang sedang berjalan. Orang yang ditabarak langsung menoleh ke Yume, dan menunduk untuk meminta maaf.

Fuma yang tadi sempat melihatnya sebenarnya ingin meninggalkan mereka berdua, tapi saat melihat muka yang ditabrak oleh Yume, kali ini ia berhenti untuk melihat tindakan Yume. “Maaf! Bajumu jadi basah” kata wanita itu atau Natasha sambil mengeluarkan sapu tanganya. “Ada apa nih?” tanya Fuma sambil menghampiri mereka. Natasha yang melihat Fuma hanya tertegun.

Yume yang mengetahui keaadan tersebut langsung mendapat ide “Fuma-kun! Lihat nih bajuku jadi basah gara – gara cewek ini…” katanya sambil manyun kepada Fuma, lalu memeluk lenganya. Alex yang tadi sempat melihat tempat itu, berhenti sejenak melihat 2 orang yang tampak ia kenali, dan 1 orang yang ia tidak kenali. “Hei! Cewek gak tau diri! Kalau jalan lihat – lihat dong, bajuku jadi basah-kan!” teriak Yume kepada Natasha.

Fuma langsung menarik lengannya kemabali. Entah kenapa kalau mendengar Natasha diejek, ia merasa jengkel, padahal bukan dirinya yang diejek. “Yume jaga bicaramu!” teriak Fuma.
“Ada apa sih?” tanya Yume penasaran. Natasha langsung mengkerutkan alisnya. ‘jangan sampai ia membocorinya’ katanya dalam hati lalu melihat kea rah Fuma, sedangkan Alex yang sedang inum juice dengan Yuka, kembali menatap 2 orang yang merasa ia kenal. ‘kok rasanya gue kenal deh mereka….’ Batinya sambil meminum juice.

Alex pun menghentikan kegiatanya sambil menunjuk “Loh bukanya itu?” Yuka yang penasaran mengikuti arah tunjuk yang ditunjuk Alex “Itu siapa?” tanya Yuka sambil melihat siapa yang ditunjuk.
Fuma menatap Yume dengan perasaan marah, lalu ia berkata “Jaga bicaramu! Dia ini pacarku!”

“Hah?!” teriak Yume dan Natasha berbarengan. Yume yang merasa dirinya tertipu hanya tertawa kecil “Jangan bercanda Fuma-kun! Kamu pasti bohong…”

“Aku tidak bohong! Ayo kita pulang!” kata Fuma sambil menarik tangan Natasha untuk pergi meninggalakan tempat ini, saat bebrapa langkah wartawan sudah mendekati mereka dengan pertanyaan ‘Apakah ini pacar Kikuchi Fuma?’ Fuma yang awalnya tidak menggubris langsung menghindari awak media, tetapi langkahnya terhenti saat Yume berteriak “Hei Fuma-kun! Kamu takut mengakui tentang pacarmu kepada awak media ha? Dasar Pengecut!”.Fuma yang kali ini tidak bisa menahan amarahnya hanya berkata kepada Natasha “Natasha! Kali ini ikuti kata – kataku! Mengerti!” bisik Fuma sambil menggunakan bahasa Indonesia. Natasha yang tidak tau apa – apa terpaksa diam, dan menuruti perkataannya.
Yume langsung menghampiri mereka berdua, tapi suatu insiden yang tidak diinginkan Yume, maupun Natasha terjadi.

Fuma langsung mencium bibir Natasha didepan awak media. Yume yang melihat itu langsung terdiam tanpa bisa melangkah, ia terpaku dengan kejadian yang ia lihat, begitu juga Alex. Alex terbengong melihat Kakaknya dicium didepan banyak wartawan sama orang yang sebenarnya bukan pacarnya itu.

“Wah aku baru tau pacarnya Fuma-san” kata Yuka sambil melipat tanganya di dada. Lalu melihat wajah temanya yang ada persis disebelahnya. “Alex kamu kenapa?” tanya Yuka khawatir sambil mengguncang – guncang tubuh Alex. “Ini tidak mungkin…”

“Hah?!”

“Kenapa mereka begitu ceroboh…” gumam Alex sambil menatap 2 orang yang membuat 4 harinya dibuat pusing tersebut.

Alex POV

Aku duduk didepan TV kamar Yuka sambil termenung melihat berita yang disiarkan.
‘Salah satu personil mantan Boyband, Kikuchi Fuma secara menggagetkan telah membawa pacarnya ke sebuah acara, dan menciumnya didepan banyak kamera. Sang Producer dari Boyband yang terkenal tersebut, ini pernah mengatakan kalau Kikuchi Fuma akan meninggalkan Boybandnya dan agensinya untuk menjadi solo karir, dan masuk ke salah satu agensi lain. Dikabarkan juga Kikuchi Fuma akan melangsungkan pertunangnya di Jakarta, Indonesia.’

Aku langsung menghela nafas, dan berpikir tentang bagaimana wartawan ini bisa mendapatkan berita dengan jelas dan kurang lebih akurat mungkin karena mereka harus meningkatkan rating dari penonton, makanya mereka harus mencari informasi selengkapnya.

Yuka masuk sambil membawa the untuku, lalu duduk disebelahku “Aku baru tau kalau Kakakmu itu adalah pacarnya Fuma-san. Kenapa kamu tidak beri tau?” aku kembali menghela nafas , dan menatap Yuka “Terlalu panjang untuk diceritakan, dan terlalu panjang untuk aku ingat” kataku sambil meminum teh kembali dan menatap layar TV.

~O~O~O~

Aku sekarang duduk disebuah taman yang dekat dengan perumahan Kak Fuma. Aku sedang minum coca – cola sambil melihat orang – orang yang berlalulalang. Saat mataku menatap seoarang bapak – bapak yang sedang menelpon, aku melihat kalau dompetnya jatuh. Orang itu tidak menyadari dan terus berjalan.
Awalanya, aku ingin mengembalikanya, tapi aku tidak mengerto orang tersebut, dan akhirnya aku mendiamkanya sampai orang itu ternyata kembali lagi. Kulihat orang itu sedang kesusuahan mencari dompetnya, karena kasihan aku mendekati dan bertanya “Ada yang bisa kubantu?”

Bapak itu langsung menatapku dan menjawab “Apakah kamu melihat dompet yang jatuh disini?” Aku mengangguk sedikit lalu mengambilnya untuknya.

“Ariagatou Gozaimasu! “ Aku langsung tersenyum lalu duduk kembali ke bangku yang tadi aku tempati. Aku menghela nafas, dan bertopang dagu. Bapak – bapak yang melihatku langsung duduk disebelahku. “Kamu banyak beban ya nak?” Aku menoleh, lalu mengangguk kecil. “Sebaiknya jangan kamu simpan, lebih baik kamu ceritakan saja” kata orang itu sambil tersenyum. Aku berpikir sejenak. Mungkin benar yang dikatakan orang ini. Lebih baik aku cerita saja sedikit, kan orang ini sudah lebih mengenal hubungan pernikahan.
Aku akhirnya memberanikan diri hanya bercerita sedikit. Kalau aku cerita semuanya bisa gawat! “Jadi begini, Aku sekarang tidak suka dengan sifat Kakaku?”

“Emangnya dia berubah?”
Aku menggeleng, lalu menjawab “Tidak juga sih, tapi itu loh! Sifat kekanak – kanakanya! Bikin nyusahin orang tau gak! Dia itu gak mau mikirin alkibatnya saaat bertindak, dan seenak jidatnya dia minta bantuan sama aku tanpa bantuan. Selama 10 tahun aku tidak bertemu denganya, lalu ia ingin hidup mandiri, tanpa batuan keluarga. Sekarang?” aku hanya memegang kepalaku yang terasa berat.

Orang itu menepuk pundaku dan tersenyum. “Semua sifat manusia seperti itu. Kadang dia ingin berubah, dan malah yang terjadi justru menyusahkan orang. Jadi itu memang bukan salahnya, maupun dirimu” sejenak aku baru menyadari sesuatu.

Aku tersenyum lalu merengganggkan tubuhku dengan semangat “Tapi, orangnya itu terkadang bertanggung jawab, dan sangat baik kepada semua orang, bahkan terkadang ia mau mengorbankan dirinya untuk orang lain, makanya aku mau membantunya” aku langsung bangkit berdiri dan membungkukan badan. “Arigatou! Atas saranya dan mau mendengarkan saya”

Orang itu tertawa kecil, lalu berkata “Tidak apa – apa! Itu balasan kau telah menemukan dompet saya” aku kembali menunduk lalu berjalan sambil berpamitan untuk kembali ke rumah Kak Fuma.


Normal POV

Orang yang sedari tadi memandang Alex, kini mengambil Handphone yang ia simpan di saku celannya, lalu ia memencet tombol telpon. Ia menelpon setelah Alex telah hilang.

“Halo? Ini aku sayang…” kata orang itu yang berusia sekitar 50 akhir dan tersenyum sambil berbicara. “Ya aku sudah berbicara kepada adiknya dan mengetahui sifatnya dari sudut pandang adiknya” katanya sambil manggut – manggut. “Akan kucertitakan tentang kejadian ini dan memberikan rekamannya , tapi menurutku cewek itu benar –benar baik, tapi kita akan melihatnya sebentar lagi, saat pertemuan itu tiba…”


Alex POV

Aku terbangun dari tidurku. Kali ini masih sepi, mungkin mereka berdua masih tidur. Aku langsung duduk dari posisiku. Aku kembali teringat saat kemarin aku baru pulang…


“Aku pulang…” kataku sambil membuka pintu, dan melepaskan sepatu, lalu meletakan ke rak sepatu. Aku berjlan menuju ruang TV, dan melepas jaket dan topi untuk penyamaran. Saat aku hendak duduk kali ini suasananya benar – benar sepi, seperti kuburan. Aku langsung mencari biang kedok yang dulu membuat keramaian. Saat kulihat Kak Natasha hanya menatap laptopnya dan sedang menggambar diatas Path. Sedangkan Kak Fuma hanya membaca Koran, sambil meminum kopi.

“Aku pulang…” kataku untuk membuat atmosfir diruangan ini berubah. Kak Natasha, dan Kak Fuma hanya terdiam, tanpa membalas ucapanku. “Tadaimaaa!!” teriaku sambil duduk sebelah Kak Natasha. “Selamat pulang…” kata Kak Fuma datar sambil tetap membaca Koran. Kali ini aku memiringkan kepalaku. Tumben mereka diam? Biasanya kalau aku gak ada maupun ada pasti mereka bertengkar terus.

“Eh Kak Natasha nanti malam buat makanan apa?” tanyaku yang masih berusha mengubah atmosfer. “Nasi kare.” Jawabnya datar sambil menatap computer. Kali ini aku bangkit dari kursi sambil berkacak pinggang. Mereka berdua benar – benar aneh.

Akupun mengumpulkan kebenarian untuk berbicara “Kalian kok aneh sih?”

“Aneh kenapa?” tanya Kak Natasha yang masih menatap laptopnya

“Masa’ kalian jadi pendiam begini sih? Biasanya selalu berantem tiada hari tanpa waktu. Kalian benar – benar aneh!”

“Benarkah? Bukanya kamu yang menyuruh kita untuk diam! Nah sekarang kita sudah diam, masa’ kamu nyuruh kami berantem lagi?”

“Bukan gitu juga! Tapi setiap ada aku, ataupun gak ada, pasti kalian berantem.” Jawabku lalu kembali duduk dengan resah. “Emangnya kemarin ada masalah ya?” tiba – tiba mereka berdua sedikit tegang, lalu beberapa detik kembali seperti semula. Mungkin mereka menyembunyikan sesutau dariku.

“Hei! Jawab dong! Kalau gak jawab berarti kalian habis dapat musibah ya?” Kak Fuma menatapku lalu berkata “Tadi pagi apakah kamu melihat berita?”

“Tidak! Aku tadi pagi diajak temanku ke pemotretan. Emangnya kenapa?” Tanyaku pura – pura. Sebenarnya aku melihatnya tapi tidak selesai, karena Yuka benaran ngajak aku ke tempat pemotretanya, tapi itu cuman sebenatar karena aku sudah ingin pulang ke rumah Kak Fuma.

Kak Fuma hanya menggeleng dari pertanyaanku, lalu membaca kembali. Sekilas aku melihat Kak Natasha menghela nafas, walaupun sangat kecil. Mungkin ini berkaitan tentang kemarin malam. Aku bangkit berdiri kembali sambil mendobrak meja. “Kalian kenapa sih gak jawab? Emangnya kenapa kalau aku tidak nonton berita?” mereka tetap diam ditempat. Kali ini pikiran jahilku muncul kembali.

“Ya sudah kalau tidak mau bilang. Aku bakalan lihat berita! Pasti ini ada hubunganya dengan berita yang disiarkan!” kataku menggoda, lalu mereka langsung menatapku dengan terkejut, tetapi mereka masih terdiam. “Beneran nih gak mau cerita! Aku bakalan nonton tv, sambil aku suruh temanku translate ah…” kataku sambil belari kecil, yang lalu tambah membesar karena mereka berdua mengejarku.

Aku langsung tiba di ruang TV duluan, dan dengan cepat mengambil remote TV, dan menyalakanya. Aku langsung pura – pura menelfon Yuka, dan menyuruhnya menstranslate. Aku dengan cekatan membuka saluran TV yang saat ini lagi membahas tentang Gossip para artis.

“Ah bukanya itu Kak Fuma?” tanyaku saat Kak Natasha dan Kak Fuma telah sampai di ruang TV. Mereka berdua langsung belari kearahku untuk menangkapku, akupun langsung menghindar. “Ceritakan dulu! Baru aku kasih remotnya!” teriaku yang masih belum menyerah. Mereka berdua tampak geram kepadaku, dan akhirnya kita main kucing – kucingan.

Sampai akhirnya mereka berdua mengaku kalah. “Baiklah kita bakalan cerita! Yaampun, nih anak tenaganya banyak banget!” kata Fuma sambil memegang perutnya yang mulai kesakitan. “Kalau begitu cepetan!”
“Sebentar kenapa! Kita ambil nafas dulu…” setelah menunggu cukup lama kini Kak Natasha mulai bercerita tentang kemarin.

Setelah setengah, aku menatap kepada Kak Fuma. Sebenarnya kenapa Kak Fuma mencium Kak Natasha, mungkin hanya Tuhan dan Kak Fuma yang tau. Kak Natasha melanjutin kembali, saat adegan mereka mau dicium, tapi aku benar – benar tidak bisa menahan ketawaku lagi. Aku tertawa terbahak – bahak. Mereka berdua menatapaku dengan muka penasaran “Hei Alex, Kakak belum selesai cerita tau!”

“Sudah! Gak usah diceritain, nanti aku tambah sakit perut hahaha…” kataku sambil memgang perut. “ini ya Kak Natasha, dan Kak Fuma…” kataku lalu mengambil nafas “Aku meminta maaf dulu. Aku mau mengakui sesuatu.”

“Mengaku apa?” tanya Kak Fuma penasaran. “Jadi, sebenarnya aku sudah tau ceritanya…”

“Hah?! kenapa tidak bilang!” teriak Kak Natasha sambil mukanya memerah. “Aku cuman mau lihat reaksi kalian saat bercerita, toh aku sudah pernah lihat”

“Pernah lihat?” tanya Kak Fuma “Iya kemarin kan aku disana! Kalian itu benar – benar pasangan serasi ya? Sampai serasinya gak tau kalau saya ada disitu. Saya persis dibelakang wartawan tau!. Hahaha” kataku sambil tertawa, tapi aku aku langsung belari karena mereka berdua mau menangkapku hidup – hidup.
Kejar – kejaran tersebut berlanjut sampai malam, gara – gara itu jadinya gak makan malam, dan berita bagusnya mereka kembali tengkar, walaupun itu sebenarnya berita buruk bagiku.


Aku keluar dari kamar, menuju tempat cucian, saat hendak mencari dress yang diberikan oleh Yuka, aku melihat sebuah baju dan tulisan diatas mesin cuci.

‘Maaf, bajumu jadi sobek, karena awalnya aku pertama – tama nyoba, dan ternyata pas, saat aku hendak menunjukan kepadamu, tiba-tiba kepeleset deh, dan rokmu sobek, karena terkena sesuatu. Maafkan kecerobohanku ini. :P :D
Kak Natasha’

Aku langsung melihat bajuku tersebut, dan ternyata benar, roknya sobek, dan lebih parah lagi sobekanya benar – benar hamper membuat roknya terbelah menjadi dua. Aku langsung meremas kertas itu bersama bajuku. Kali ini tiada ampun baginya.


“Kak Natashaaa….!!!”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Chinatsu : Oiii aku kembali lagi!!! (Dilempar buku, karena kelamaan publish)
                Gomenn... aku lagi males buka, apalagi internetku lagi ada masalah (Sambil memakai panci dikepalanya, agar siap siap untuk dilempari lagi) tapi, aku benar benar males, soalnya aku habis UN, dan setelah itu aku dan teman teman satu angkatanku pergi ke Bali untuk acara pisah kenang, beberapa hari lalu aku pulang dari Bali jadinya males buka laptop, tapi hari ini aku langsung update 3 chapter sekaligus loh!
                 Sebenarnya aku sudah menyelesaikan 3 chapter itu sebelum UN dan sebelum berangkat ke Bali, hehe... pokoknya lanjut ke chapter 4!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fiction Indonesia : My Scrap Sister (Chapter 5)

Chapter 5 MY SCRAP SISTER Story by KajitaniChinatsu Normal POV “Hei Alex!” teriak salah satu murid cowok memanggil Alex. “Apa?!” “Bisakah lu ambil cuter, dan penggaris panjang di ruang kesenian? “He! Elu masa gak liat gue! Gue lagi sibuk tau!” teriak Alex sambil tetap fokus pada baju yang dijahitnya.  “Tenang aja! Nanti gue gantiin elu! Cepetan buruan sana!” kata Cok tersebut menarik Alex, dan menyuruhnya pergi. Alex dengan terpaksa mengambil barang tersebut dengan bête. Sambil membetulkan ikatan kudanya. Ia melihat sudah banyak murid berdatangan, berarti sekarang tinggal menghitung menit untuk mendengar bel pelajaran berbunyi. Saat selesai mengambil barang tersebut, diperjalanan ia dicegat dengan 3 gadis yang ada dihadapanya. “Mau apa kalian?” tanya Alex tanpa ba-bi-bu-be-bo. “Cuman mau menyapa teman lama kita yang baru pulang dari liburanya” kata ketua geng tersebut sambil mengibaskan rambutnya yang panjang. Alex tidak menghiraukan, ia tetap berjalan

Cleopatra Stratan : Penyanyi Cilik dengan Gaji 1000€ per lagu

Gadis cilik asal  Republik M oldo va ini memiliki suara emas yang dapat menghasilkan gaji 1000 € per lagu. Tidak heran ia disebut sebagai Diva Cilik di dunia. Kali ini kita kan menyimak tentang Cleoptra Stratan. Cleopatra Stratan merupakan penyanyi cilik paling terkenal di Republik Moldova. Lahir pada tanggal 6 Oktober 2002 di Chisinau, Republik Moldova. Ia lahir dari pasangan Pavel Stratan dan Rodica Stratan. Ayahnya seorang penyanyi populer di Moldova dan sudah lebih dahulu mempunyai album rekaman. Dialah salah satu sosok yang berpengaruh dalam kesuksesan Cleopatra. Ibunya berprofesi sebagai arsitek. Ia mempunyai adik laki-laki bernama Cezar Stratan. Cleopatra mengawali karir bermusiknya pada usia menjelang 3 tahun. Terjunnya Cleopatra di industri hiburan bukan disengaja. Saat itu ayahnya sedang rekaman album di sebuah studio musik. Cleopatra kecil turut bermain distu. Ketika ayahnya tengah bernyanyi, tiba-tiba Cleopatra begitu saja meraih mikrofon dan mulai bernyanyi. Cle