Chapter 5
MY SCRAP SISTER
Story by
KajitaniChinatsu
Normal POV
“Hei Alex!” teriak salah satu murid cowok memanggil Alex.
“Apa?!”
“Bisakah lu ambil cuter, dan penggaris panjang di ruang
kesenian?
“He! Elu masa gak liat gue! Gue lagi sibuk tau!” teriak Alex
sambil tetap fokus pada baju yang dijahitnya.
“Tenang aja! Nanti gue gantiin
elu! Cepetan buruan sana!” kata Cok tersebut menarik Alex, dan menyuruhnya
pergi. Alex dengan terpaksa mengambil barang tersebut dengan bête. Sambil
membetulkan ikatan kudanya. Ia melihat sudah banyak murid berdatangan, berarti
sekarang tinggal menghitung menit untuk mendengar bel pelajaran berbunyi.
Saat selesai mengambil barang tersebut, diperjalanan ia
dicegat dengan 3 gadis yang ada dihadapanya. “Mau apa kalian?” tanya Alex
tanpa ba-bi-bu-be-bo. “Cuman mau menyapa teman lama kita yang baru pulang dari
liburanya” kata ketua geng tersebut sambil mengibaskan rambutnya yang panjang.
Alex tidak menghiraukan, ia tetap berjalan menuju ke kelasnya. “Eitss, tunggu
dulu…” cegat cewek bernama Mitsy tersebut. “Gue dengar lu jadi pasangannya My
Honey Sweety?”
“My Honey Sweety?” tanya Alex tidak tau. “Ih lo jangan pura
–pura tidak tau deh. My Honey Christian tau!”
“Oh si Banci itu, kenapa?” tanya Alex menantang. “Eh jangan
pernah nyebutin Mr. Handsome kita dengan sebuatan banci! Dia itu tidak banci
tau! Apa matu lu rusak ya?” kata temanya tersebut mencoba mengetes penglihatanku
dengan melambaikan tanganya di depan mataku.
“Gue normal kok! Kalian itu yang enggak!” kata Alex datar.
“Apa lu bilang!”
“Sudah – sudah! Kita biarkan saja dulu My Honey Swetty
menjadi pasanganya si usek satu ini. Tapi awas lu kalo macam – macam” kata
Mitsy sambil memberikan tanda kepada anak buahnya, dan mengibaskan rambutnya
kea rah muka Alex. Alex langsung menghindar tapi tetap saja kena.
Alex langsung menatap 3 cewek itu dengan tidak suka. “Dasar
cewek aneh..”
“Fuma!!!” teriak Natasha mendekat ke arah Fuma. “Bagaimana
bagus tidak?” tanya Natasha yang baru saja berganti baju di ruang ganti baju.
“Yaampun, stylemu benar – benar buruk!” kata Fuma melihat sepintas lalu mencari
– cari baju yang ada di tempat gantungan baju. Sekarang mereka berada di salah
satu Mall yang terkenal di Jakarta. Natasha memang sengaja mengajak Fuma ke
Mall untuk mencarikanya baju untuk acara pertunanganya. “Aku-kan memang suka
baju…”
“Iya aku tau. Kamu memang tidak suka dengan baju yang ketat,
dan banyaknya renda” potongnya lalu masih mencari baju untuk Natasha. “Nih coba
pakai!” perintah Fuma, yang mau tidak mau ia harus berganti baju lagi. Beberapa
menit kemudian, Natasha keluar dengan baju yang dipilih oleh Fuma. “Gimana?”
“Hmmm.. sesuai dugaanku. Kita ambil ini!” kata Fuma hendak
keluar dari butik tersebut, tapi Natasha mencegatnya. “Eh, kamu tidak bilang
kalau aku cantik atau apa?” tanya Natasha sambil mengembungkan pipinya. Fuma
berhenti sejenak sebelum ia menatap Natasha. “Kamu itu bukan canti, tapi
Kawai…” Natasha terkejut juga, bahwa baru kali ini Fuma mengatakanya Kawai,
atau imut. Sepintas ia melihat muka Fuma terlihat ada rona merah di pipinya.
“Ah… aku tau…”
“Tau apa?” tanya Fuma memalingkan wajahnya untuk menatap
Natasha. “Kamu malu ya mengatakan kalau aku ini imut…Hahaha” Fuma langsung
memalingkan wajahnya dan beranjak pergi. “Berisik! Cepat ganti bajumu, atau aku
tinggal loh! Aku sudah lapar”
“Iya – iya…” dengan cepat Natasha langsung mengganti
bajunya, dan membayar baju yang dipilih oleh Fuma. Setelah itu mereka mencari
restaurant dekat mall sini. Saat hendak masuk, terdengar seseorang memanggil
Natasha. Natasha langsung menoleh, dan mendapati teman masa SDnya tersebut.
“Eh Lydia! Apa kabar?” tanya Natasha sambil mendekat, dan
memeluk temanya, Lydia. “Baik! Kamu?”
“Aku juga baik!” saat Lydia melepaskan pelukanya ia melihat
Fuma yang berada di sampan Natasha.
“Apakah itu pacarmu?” tanya Lydia sambil
tersenyum. “Eh iya…”
“Wah akhirnya kamu dapat cowok yang ganteng ya semenjak
insiden tersebut!”
“Jangan mengatakan insiden!” kata Natasha sambil melirik
kearah Fuma, ia berharap semoga Fuma tidak bertanya – tanya, padahal Fuma
sebenarnya curiga dengan kata ‘Insiden’ tersebut. “Kamu kesini sama siapa?”
“Sama Linda dan pacarnya”
“Eh Linda saudara kembarmu punya pacar?”
“Eh iya…”
“Aku boleh lihat pacarnya?”
“Jangan!” tolak Lydia saat Natsha hendak mencari Linda.
“Kenapa? Masa teman SDnya tidak boleh lihat”
“Bukan begitu tapi…”
“Natasha!!” teriak seorang cewek yang mukanya mirip dengan
Lydia tapi rambutnya beda dengan Lydia, Lydia berambut lurus, sedang gadis itu
rambutnya bergelombang, mungking ia memang sengaja mengelombangkan rambutnya. “Apa
kabar! Tadi aku dengar kamu bawa pacarmu ya!” kata Linda, lalu ia menatap Fuma
sambil berkata “Pacarmu ganteng juga! Hebat kamu.”
“Eh dimana pacarmu?”
“Pacarku? Oh maksudku mantan pacarku! Entalah aku tidak
mengurusnya!” katanya, tiba – tiba terdengar suara cowok memanggil Linda. Linda
menoleh dan mendapati orang yang mungkin ia benci. “Dia lagi – lagi…” sedangkan
Lydia berpendapat lain “Mampus dia kesini.”
“Sayang dari mana saja sih ka…”
“Sudah kubilang kita sudah putus, kenapa sih kamu tetap
ingin kita balikan?!” teriak Linda sambil menepis tangan dari cowok tersebut.
“Ih jangan begitu dong, dilihat sama saudara, dan tem…” kalimatnya terpotong
saat melihat wajah Natasha.
Natasha hanya terpaku melihat cowok yang selama ini ia jauhi
keberadaanya. Cowok yang selalu menyimpan dendam dan amarah di hati. “Errr
begini…” Lydia langsung mencairkan suasana. “Kamu masih ingatkan sama…”
“Tommy. Mantan pacarku dulu… Ah bukan, hanya sekedar teman
saja” kata Natasha datar. “Natasha kenapa kamu berkata begitu?” kata Tommy
sambil mendekati Natasha. Natasha mundur selangkah yang tanpa disadari oleh
Tommy. “Kau tampak cantik sekarang…” katanya sambil terus mendekati Natasha.
“Maaf…” potong Fuma sambil mendekati mereka berdua. “Kamu
jangan memperlakukakan dia seperti itu. Kamu tidak lihat dia jadi ketakutan”
katanya sambil membela Natasha. Tommy hanya memasang muka heran, sejak awal
sebagian kecil orang yang dapat melihat reaksi dari Natasha, termasuk Fuma.
“Siapa kamu?”
“Aku Fuma Kikuchi, tunanganya!” kata Fuma sammbil menarik
Natasha keluar dari restorant tersebut. terlihat raut wajah Tommy sedikit kesal
denan perilaku Fuma, tanpa sengaja minuman yan ia beli unuk Linda jadi tumpah
karena ia menekanya dengan kuat.
Alex kali ini duduk dengan bête, di tepi lapangan basket. “Kenapa sih kita latihan disini? Apa lagi
sekarang pelajaran olehraga adalah kelasnya si centil itu!” katanya dalam
hati sambil melihat segerombolan cewek mengelilingi Christian yang dipimpin
oleh Mitsy. Guru Olahragaku hanya menggelengkan kepala. Kalau masalah ini dia
benar – benar tidak bisa menanganinya.
“Woi Christian, Alex sekarang kalian latihan untuk
berjalanya!” teriak ketua kelas dari ujung lapangan basket. Tiba – tiba badan
Alex langsung gemetar hebat, padahal tidak ada angin di siang hari. Sekilas ia
melihat segerombolan anak cewek menatap Alex dengan tatapan membunuh. “Mampus gue!! Gue harus bisa keluar dari
sini…”
“Woi ketua!” teriak Alex sambil melangkahkan kakinya menuju
Ketua Kelas dengan perut yang dipegangin oleh tanagn Alex. “Dari tadi gue sakit
perut… aku ke UKS sa…”
“Tidak bisa..!!”
“Eh kenapa?” tanya Alex tiba – tiba. “Kalau lu pergi, gue
bisa ditanyai macem – macem sama Bu Ria tau!”
“Eh lo masa lu mau membiarkan temanmu yang satu ini
menderita. Padahal gue sudah bantu lu dalam jodoh menjodoh, walaupun akhirnya
putus.” Bisik Alex kepada Ketua Kelasnya
“Arrgghhh… jangan begitu juga dong! Lu harus berjuang
sendiri! Sana cepat pergi!” kata Ketua Kelas sambil mendorong Alex ketempat
latihan berjalan. “Eh sumpah gue sakit perut beneran nih, gara – gara makan
Katsu kalengan yang gue beli sebelum balik ke Jakarta”
“Alasan lu! Mana ada Katsu di kalengan”
“Beneran ini! Gue sakit perut tau!”
“Selamat berjuang di medan perang. Ku doakan kamu selamat di
medan perang tersebut” bisik Ketua Kelas tersebut lalu kembali ketempatnya
sambil tersenyum.
Sekarang mereka berdua berada di sebagian ujung lapang
basket, dan dikelilingi para murid – murid lainya, oh jangan lupa tatapan
menusuk dari FansGirl Christian. Sekilas Christian hanya bertampak biasa saja.
Alex langsung memanggil kedua temanya yang juga ikut dalam
kepanitian tersebut. “Ada apa sih? Jangan ngulur – ngulur waktu dong!” kata
Aneke sambil menarik kembali Alex. “Aku benar – benar sakit perut gara – gara
makan Katsu kalengan.”
“Ih yang benar saja kau ini! Mana ada Katsu didalam
kalengan!” kata Grace dengan logat Bataknya. “Elu juga gak tau ya! Kalau di
jepang segala hal yang tidak mungkin jadi mungkin, dan hmmmpp” Alex langsung
menutup mulutnya dengan kedua tanganya. “Ada apa?”
“Rasanya gue mau muntah. Permisi!” Alex langsung kabur ke
kamar mandi. Aneke dan Grace hanya menatap satu sama lain, sedangkan itu
Christian hanya berkacak pinggang. “Dasar
Bodoh!”
“Hei ngapain lu telfon gue saat ada acar penting??” tanya
Alex sambil berbisik. Kali ini ia berada didalam kamar mandi. “Eh, maaf ya aku mengganggumu, tapi kamu
bisa tidak tunjukan letak sekolahmu?”
“Hah? Ngapain?”
“Aku ingin membeli
Pangsit Mie Ayam yang dekat sekolahmu itu.” Alex hanya menghela nafas, lalu
memeberikan petunjuk dimana daerah sekolahnya tersebut. setelah memeberitahunya
ia langsung menghela nafas panjang. “Coba
tadi Kak Natasha tidak telfon, bisa gawat gue!” Alex langsung keluar dari
tolet, lalu menuju lapangan.
“Nah gue sudah baikan sekarang!” kataku cengengesan, seolah
Alex sudah baikan. “Dari tampangmu, kamu sudah baikan nah sekarang cepat
latihan, kamu membuang waktu!” kata Ketua kelas lalu mendorong Alex kembali
ketempatnya semula. Terpancar kembali aura mengerikan dari FansGirlnya
Christian saat Alex lewat. “Tuhan berkati
saya!” doa Alex dalam hati.
“Nah, kalian disini akan memerankan sepasang pengantin…”
“Apa?!!” teriak FansGirlnya Christian mendengar kata – kata
‘Sepasang Kekasih’. Ketua kelas langsung berdeham kencang, dan kembali pada
perbincanganya. “Sekarang, jadilah ini percobaan dulu ya, dan ayati sunggguh –
sungguh oke!” kata Ketua Kelas yang langsung lari ketempatnya.
“Hei!”
“Apa?!” aku menoleh ke arah Christian dengan ogah – ogahan.
“Mana tanganmu?” tanyanya, Alex langsung menatapnya dengan penuh tanda tanya.
Sekilas Alex melihat Ketua Kelas member instruksi, bahwa Alex harus menggandeng
tangan Christian. Dengan sangat sangat terpaksa, Alex harus menggandeng tangan
Christian.
Mereka berdua berjalan dengan lancar sampai diujung
lapangan. Saat sampai diujung Alex langsung bertanya “Gimana? Gue sudah boleh
balik ke kelaskan?” Alex langsung lari menuju ke kelas dan menarik kedua
temanya yang sudah latihan duluan.
“Dasar anak itu…” kata Keta Kelas sambil berkacak pinggang.
“Hei boleh kuakatakan sesuatu…” Ketua Kelas, yang namanya adalah Rio menatap
Christian “Apa?”
“Sebenarnya bukan cuman Bu Ria saja kan yang memilihku jadi
pasanganya tapi kamu juga ikutkan?”
“Yah ketahuan deh…” katanya sambil menggaruk – garuk
kepalanya yang tidak gatal. “yah sekali – kali mencari pasangan buat si Miss
Cupid, eh salah mantan Miss Cupid” katanya sambil cengengesan lalu meneriakin
kemabli peserta yang akan berlatih. “Menurutku kalian berdua itu cocok loh!”
“Benarkah? Aku tidak percaya” katanya datar dan masih
melihat kerah depan. “Bisakah kamu bersikap sedikit lunak kepada lawanmu itu.
Aku tau kamu sebenarnya su…”
“Jangan bodoh! Aku mau main sama teman – teman!” Christian
langsung pergi meninggalkan Rio yang hanya menggelengkan kepalanya.
Bel tanda pulang sudah dibunyikan 30 menit yang lalu. Semua
murid kembali lagi untuk mengerjakan tugas mereka. Alex yang mau siap – siap,
mendapat telfon dari Mbok Minah.
“Ada apa Mbok?”
“Gomen, ini aku Fuma.” Kata Fuma yang sekarang berada di
rumah. “Fuma-san?” kaget Alex yang tanpa ia sadari memakai bahasa Jepang. “Bisakah
kamu pulang secepatnya?”
“Gomenasai, aku masih ada urusan di sekolah..”
“Bisakah kamu tunda dulu, kumohon ini masalah Kakakmu…”
“Emangnya kenapa dengan Kak Natasha…?”
“Dengar…” Alex langsung memasang pendengaran telinganya
dengan kuat – kuat. Terdengar saura teriakan tangisan. Entah itu dikamarnya,
atau apa. “Dia tiba – tiba tidak jadi membeli makanan, lalu meminta pulang,
setiba dirumah dia jadi begini.” Lanjutnya. Alex tampak berpikir sejenak, lalu
Fuma berkata kembali.
“Tolong pulanglah.Watashi
wa monogoi! (Aku mohon!)”
Alex sempat berpikir satu atau dua kali, sebelum ia menjawab
“Hai! Hai! Watashi wa ienikaeru yo…
(Iya! Iya! Aku akan pulang…)” Setelah itu Alex hanya mengangguk sekali dan
berkata “Sayonara!” Alex menutup sambungan telfon tersebut, dan menuju kamar
mandi untuk mengganti celananya. Setelah kembali ia langsung mengambil tasnya.
“Mau kemana lo?” cegat Christian sebelum Alex keluar dari
kelas. “Aku harus pergi.” Kata Alex cepat.
“Eitts… tugas lo belum selesai
tau?!”
“Gue tau! Tapi gue harus pulang! Kalau gue gak pulang Kakak
gue tambah menjadi gila!”
“Apa maksud lo?” tanya Christian curiga. “Beneran gue harus
pulang sekarang!”
“Alex! Jangan begitu dong kamukan sudah janji pulang lembur,
jangan seenaknya!” kata Rio tiba – tiba. Alex langsung mengacung kesua jarinya
hingga memebentuk tanda peace. “Gue tau! Tapi aku harus pulang! Barusan gue
ditelpon, ada masalah tentang acara pertunangan Kakak gue. Gue harus pulang
karena gue juga panitianya” kata Alex
berbohong. Ia harus berbohong agar bisa lepas dari 2 cowok tersebut.
“Tapi lo…”
“Maaf gue harus pulang dulu…” teriak Alex langsung lari
menuju parkiran. Rio hanya menggeleng – gelengkan kepalanya. “Dasar anak itu!
Semakin lama, semakin gak karuan! Oh ya barusan dia bilang Kakaknya mau tunangan,
bukanya Kakaknya sudah menikah?” tanya Rio kepada Christian. “Dia punya Kakak
perempuan lagi yang telah lama tinggal di Jepang, makanya jarang ada di sini,
baru ini dia mau ngadakan acara pertunganya di sini, itu yang dikatakan orang
tuaku.”
“Oh bilang dong! Kalau masalah begitu gue bisa bilang ke Bu
Mio, kan acara keluarga memang dadakan.” Kata Rio sambil mengangkat bahu, lalu
kembali ketempat kerja. Christian hanya mengikuti arah Rio berjalan.
Brrrmmm…
Suara sepeda motor milik Alex langsung terdengar di halaman
depan. Alex langsung memakirkan sepda motornya di bagasi, lalu segera masuk
kedalam rumah. “Mbok dimana Kak Natasha?” tanya Alex setiba di ruang tamu.
“Dikamarnya Non. Dia masih menangis” Alex langsung kekamar Natasha yang ada di
lantai dua. Ia melihat Fuma berdiri tidak jauh dari kamar Natasha. “Ada apa
dengan Kak Natasha?” Fuma apa.hanya
mengangkat bahu. “Aku sudah mencoba berbicara denganya tapi ia tetap tidak mau
bicara.” Alex hanya menghela nafas panjang. “Coba kamu yang bicara, mungkin kamu
bisa menenangkan pikiranya.” Alex mengangguk lalu membuka pintu kamar Natasha
dengan pelan, dan masuk dengan hati – hati.
“Hai Kak Natasha…” sapa Alex hati – hati. Natasha tetap
masih menangis dibawah bantalnya. “Kakak kenapa? Ceritakan apa yang terjadi.
Aku bisa jadi pendengar yang baik.” Lanjut Alex yang duduk disamping Natasha.
Natasha memalingkan mukanya dari bantal menatap adiknya tersebut. mata yang
lembabnya hanya bisa menatap Adik semata wayangnya. “Alexxx….” Teriak Natasha
sambil memeluk Alex.
“Ada apa Kak? Cerita dong!” Kata Alex langsung
menenangkanya. Ia merasa sedikit bersalah melihat kondisi Kakaknya. “Tadi…,
tadi…, gue ketemu Tommy…”
“Nah terus kenapa? Anggap saja Kakak lupa denganya.”
“Tidak bisa!” teriak Natasha “Setiap kali menatap muka orang
itu, gue jadi kembali sakit hati tau! Cowok yang seenak udelnya sendiri
mempermainkan seorang perempuan. Gue gak terima! Apalagi sekarang setelah tadi
bertemu! Ia mencoba mendekat denganku, walaupun Fuma sudah mengusirnya, tapi ia
tetap mengejarku hingga ke sekolahmu.”
Alex hanya termenung ditempat, demikian juga Fuma yang tidak
sengaka mendengar percakapan mereka. “Dia itu cowok paling BRENGSEK yang pernah
gue temui. Dia gak pernah tau betapa hancurnya hatiku saat dia mencapakan gue,
dia gak tau kalau aku dulu sangat mencintainya, dia juga gak tau kalau aku…,
aku…, masih kepikiran denganya sampai sekarang, dia gak tau….” Teriak Natasha
hingga tangisnya mledak lebih kencang. Alex kini tidak tau harus berbuat apa –
apa. Alex hanya merasa kesal saat Kakaknya ketemu dengan mantanya tersebut,
yang membuat kakaknya sempat phobia cowok,.
Kreeek…
Pintu kamar Natasha terbuka, terlihat Fuma membuka pintu
dengan hati – hati. “Boleh aku masuk?” Alex hanya member tanda mengangguk, lalu
ia pamit dengan Kakaknya keluar dari kamar. Hingga tiba hanya mereka berdua di
kamar tersebut, dengan jarak yang lumayan jauh. Fuma mencoba mendekati Natasha,
tetapi Natasha malah mencoba untuk menghindari Fuma.
“Aku tau kamu sekarang tidak ingin aku mendekat” kata Fuma
yang akhirnya mengurungkan diri untuk mendekati Natasha. “Tapi kamu tidak
begini juga Baka!”
Natasha tetap membenamkan kepalanya di bantal. “Aku tau
perasaanmu bagaimana, karena dulu aku juga mengalaminya walaupun aku tidak
separah dirimu, karena saat itu aku masih SD, dan tidak memikinya lagi setelah
itu sih hehe” kata Fuma sedikit cengengesan dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Natasha akhirnya tidak sengaja memalingkan wajahnya kearah
Fuma. Fuma langsung menghentikan kegiatanya dan mencoba memberanikan untuk berbicara
“Tapi kamu juga jangan memikirkan hal seperti itu sampai kamu benar – benar
membenci cowok. Tidak semua cowok seperti itu. Cobalah berpikir positif akan
hal itu” Fuma berjalan pelan mendekati Natasha, kali ini dia hanya terdiam
menatap Fuma.
“Yah walaupun begitu, kamu juga boleh tetap menganggap cowok
itu brengsek. Tapi ada satu hal yang kamu harus tahu…” Fuma menghentikan
langkah kakinya disebelah persis Natasha, lalu duduk disebelahnya. “Tolong
sekali ini saja, belajar untuk membuka diri terhadap cowok, karena tidak semua
cowok seperti dia.” Natasha hanya terdiam terpaku menatap mata cowok yang
didepanya tersebut. saat Fuma hendak memegang tanganya, Natasha langsung
menarik kembali tanganya, tapi kali ini Fuma memberi tanda ‘Percayalah-padaku’.
Natasha akhirnya meletakan kembali tanganya di pahanya, lalu membiarkan Fuma
memegang tanganya.
“Keluarkanlah sekarang! Kamu boleh menangis sekarang”
seketika itu juga Natasha langsung menangis sekencang kencangnya. Ia langsung
memeluk Fuma erat, dan menangis di bahu Fuma. Fuma sedikit terkejut, tapi
akhirnya hanya merespons kembali, dan menupuk pundak Natasha agara ia
menegeluarkan semua unek – uneknya.
Sementara itu Alex yang telah kembali dari kamarnya yang
dilantai 1, segera naik kelantai 2 untuk memastikan keadaan. Alex membuka pintu
kamar Natasha dengan pelan, saat ia membuka pintu ia mendapati Kak Natasha
tertidur di bwah lantai dengan kepala bersandar di pundak Fuma, begitu juga
Fuma yang tertidur sambil menyandarkan kepalanya diatas kepala Natasha.
Alex yang mengetahui tersebut, langsung turun ke lantai 1
dan mengambil Handphonenya, dan memotret mereka berdua. Lalu dengan cepat ia
langsung mengeprint, dan menepelkan foto tersebut ke sebuah buku yang
tergeletak di ruang TV.
“Loh Non Alex, bukanya itu buku tentang pelanggan Non yang
mau Non comblangin. Bukanya Non sekarang bukan Mak Comblang.” Tanya Mbok Minah
yang barusan selesai menyapu halaman belakang.
“Kali ini aku akan jadi Mak
Comblang, khusus klien yang satu ini.” Kata Alex sambil mengelem foto tersebut.
“Emangnya siapa Non?”
“Karena misi ini rahasia, jadinya klienya juga rahasia” kata
Alex tersenyum sambil menulis dibawah foto tersebut. “Yah si Non gak seru…”
Mbok Minah segera pergi meninggalakan Alex yang sibuk sendiri.
Setelah selesai menulis, ia langsung mengambil stempel yang
ada disebelahnya. “Mission Locked!”
Alex termenung sambil bertopang dagu di meja makanya.
Terlihat 2 orang yang ada didepanya tersebut sedang bertengkar heboh.
“Heh bibir ndower! Pokoknya aku tidak mau tau! Kamu harus
mengganti gambar ini! Ini gambar akan kuserahkan saat pulang ke Jepang tau!”
teriak Natasha sambil menunjuk Fuma dengan garpu.
“Heh cewek pendek! Gambar beginian kan bisa kamu ulangi.
Kalo gambar begini bisa 15 menit jadi tau!” teriak Fuma yang tidak kalah dengan
Natasha.
“Enak aja! Aku gambar ini hampir sebulan tau!”
“Itu urusanmu! Bukan urusanku!”
“Hah?! Urusanku? Enak aja! Pokoknya kamu harus bantu aku
kerja ini lagi! Siapa suruh merusak karya orang!”
“Enak aja! Ini bukan pekerjanku tau! Dasar pendek!”
“Kamu bilang apa?! Dasar bibir ndower! Gendut!”
“Kamu bilang apa? Gendut! Enak aja aku tidak gendut tau!”
“Buktinya kamu naik 5 kilo, sampai – sampai kamu harus
berobat ke klinik kecantikan.”
“Kamu tau dari mana hah?!”
“Itu bukan urusanmu! Kenapa? Mau ngajak berantem?”
Alex hanya menghela nafas panjang. ‘Sampai kapan hal kecil begini jadi masalah besar?’
“Sudah – sudah! Kalau tidak ada yang lainya langsung
berantem. Apa kalian tidak bosen?” tanya Alex yang benar – benar sudah bosen
mendengar mereka berdua berantem. ‘Gak di
Jepang, gak di Indonesia sama saja!’
Mereka berdua tetap saja berantem, tanpa mempedulikan Alex.
“Hei, hei! Cepat dimakan dong! Aku sudah buatin susah – susah tau! Gak ada Mbok
Minah disini!” Mereka berdua menatap Alex berbarengan. “Masalah buat gue!” lalu
mereka melanjutkan pertengkaran mereka.
Alex hanya menatap bingung dengan tingkah mereka berdua,
lalu beranjak pergi menuju kamarnya. Setelah sampai dikamar ia langsung
membanting tubuhnya di tempat tidur.”Arrgghh… hari ini benar – benar gilaaa….!!!”
Alex langsung menutp mukanya dengan bantal yang ada di sebelahnya.
~~~~~~~~~~~~~~~
Chinatsu : akhirnya.... udah chapter 5 fiuh...
aku berniat untuk mengupdate kembali di Fictionpress, soalnya aku sudah berjanji tetap eksis di Fictionpress. oke tunggu chapter 6!
Kapan chap selanjutnya di posting?
BalasHapus